Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), namun ternyata banyak publik yang menolak kebijakan tersebut.
"Ada sebanyak 79,21% publik tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, 19,10% setuju dinaikkan harga BBM," kata peneliti Lingkarasan Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby, di Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Dia menjelaskan, penolakan atas penaikan harga BBM dilakukan survei baik kalangan perempuan maupun laki-laki. Dari sisi tempat tinggal, masyarakat kota dan pedesaan juga disurvei.
"Selain itu, masyarakat kalangan menengah atas (kaya) maupun menengah bawah (miskin), pemilih partai oposisi atau koalisi pemerintah dan pendidikan tinggi dan pendidikan rendah," jelasnya.
Menurut Adjie, pihaknya melakukan survei ini sejak 18 - 20 Juni 2013 dimana margine error sekitar 2,9% dengan jumlah responden sebanyak 1.200 responden dan menggunakan metode multistage random sampling.
Di samping itu, LSI juga mencatat bahwa penolakan terhadap penaikan harga BBM bukan hanya pada tahun ini (2013). Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya jumlah masyarakat yang menolak rencana naiknya harga BBM juga besar.
"Misalnya, tahun 2005 ada 82,3% yang menolak, kemudian tahun 2008 turun jadi 75,1%. Lalu tahun 2012 meningkat lagi menjadi 86,60%," ungkap Adjie.
Sekarang kita tunggu saja apakah ada perubahan pada perekonomian Indonesia setelah subsidi BBM dipangkas.
Hanya 19,10 Persen Masyarakat yang Setuju Harga BBM Naik
Hanya 19,10 Persen Masyarakat yang Setuju Harga BBM Naik
2013-06-23T18:53:00+07:00
Unknown
News|